Sebelum kita masuk ke daftar 5 kejadian terbesar, boleh ngelantur dulu dong. Kemarin saya denger presentasi orang mengenai airline yang dia pimpin. Harga tiketnya bisa sangat murah karena: [1] jenis pesawatnya hanya satu (jadi nggak repot ngurus berbagai type) [2] ticketless (di Indonesia masih bikin orang stres karena takut begitu mau check in, bookingnya nggak ada di sistem), [3] no frills, nggak ada makanan kecuali yang dijual (hmm lihat dulu menunya, tapi mungkin lebih baik dari roti asalan yang dibagikan sebagai service, [4] quick turnaround, hanya 25 menit di tujuan terus balik lagi (hati-hati jangan ketinggalan di lavatory), [5] pramugari dibatasi hanya 3 sesuai standard 1 pramugari per penumpang (bagus kalau ada quiz berhadiah nebak nama pramugari), [6] menggunakan teknik menghemat bahan bakar waktu mendarat (asal jangan seperti oplet Ciumbulleuit, meluncur tanpa mesin), [7] no frills lagi, tidak pakai belalai di airport (iya deh...), [8] yang beli duluan dapat harga lebih murah (kalau diterapkan di warteg bisa-bisa nggak ada yang makan malam). [9] jual riket dimana-mana. terutama di website.
Masih banyak lagi, sayang nggak dicatat. Bagus sekali, jujur dan memberikan pilihan kepada kita, mau enak atau mau murah. Tentu ditambahkan bahwa setiap aturan keamanan dijaga baik. Airline mana? Nggak boleh bilang, cari aja sendiri, pengen tahu orang-orang sadar nggak.
Hubungannya dengan blog? Semboyan airline itu kira-kiranya, 'siapapun bisa terbang'. Nggak perlu lagi orang kaya, atau orang yang dibayarin kantor. Begitu juga blog, 'siapapun bisa jadi penerbit'. Nggak perlu jual tulisan ke koran, muncul di radio atau TV. Jadi sangat demokratis. Lebih luas dari menerbitkan, dengan blog siapapun bisa jadi orang berdaya, bisa pidato politik. Siapapun bisa diperhatikan curhatnya, bisa narsis, tapi bisa juga berbakti, bisa memberikan koordinat baru pada perspektif orang. Karenanya blog dianggap tulang punggung Web 2.0, membuka partisipasi publik. Itu asyiknya. Nggak asyiknya juga banyak, tapi biar masing-masing aja kalau mau kasih pendapat negatif deh, bagi-bagi kerjaan.
Tulisan 'Blogs Attack From Left as Democrats Reach for Center' yang dimuat diWashington Post menunjukkan blog sudah menjadi kekuatan politik menambah institusi politik yang sudah ada. Di Australia, terasa juga banyak suara di blog yang tadinya nggak muncul di koran, radio atau televisi. Blog Herald memberikan ikhtisar. Yang paling asyik di Indonesia sendiri, karena orang-orangnya kita kenal. Tiap orang punya perspektif (hehe bukan promosi istilah nih) sendiri mengenai kehidupan. DariMartin Manurung yang optimis-publik sampai Madame Meltje yang desperate-private. Baca sendiri deretan blog yang 'fascinating' di sisi kanan halaman ini. Percaya deh jadinya bahwa 'people are different', everybody has their own unique (weird?) take on life.
Benny Chandra menulis: Sepanjang tahun 2005 lalu cukup banyak kejadian heboh di dunia Internet, termasuk dunia Internet Indonesia. Dari sekian banyak itu, menurut gw, setidaknya ada lima kejadian terheboh di dunia Internet Indonesia. Apa saja? Nih, menurut Benny :
1. Pesan Cinta Komunitas Blog Indonesia 2005Tidak kurang dari 130 blog ikut memasang pesan yang ditujukan untuk seseorang bernama Roy Suryo yang ‘penuh perhatian’ terhadap blogger Indonesia itu. Roy Suryo pada berbagai kesempatan (terutama via surat pembaca di berbagai media cetak) mengatakan bahwa blog hanya merupakan tren sesaat dan hanya bersifat ‘katarsis’.
2. Aksi Prihatin Terhadap Skema Bisnis Anne AhiraAksi prihatin ini dipicu oleh prihatin terhadap model bisnis yang diterapkan oleh Anne Ahira. Banyak blogger yang juga praktisi Internet keberatan bahwa bisnisnya itu diasosiasikan dengan melakukan kegiatan pemasaran di Internet.
3. Pengalihan Pengelolaan Domain .ID
Sebelumnya didahului adanya perseteruan antara pihak APJII dan ccTLD. Kemudian berakhir dengan pengalihan pengelolaan domain .id ke Depkominfo. Yang suka ribut-ribut udah puas?
Sebelumnya didahului adanya perseteruan antara pihak APJII dan ccTLD. Kemudian berakhir dengan pengalihan pengelolaan domain .id ke Depkominfo. Yang suka ribut-ribut udah puas?
4. KOMPAS versus Penerus E-mailMenurut Bennu Chandra, bisa dibilang, tahun 2005 merupakan tahun yang penuh dengan hal memalukan untuk ukuran sebuah media cetak sebesar Kompas. Seorang wartawan Kompas dengan dukungan penuh dari Kompas menuntut Basuki Suhardiman atas sebuah terusan e-mail di milis internal ITB yang berisi kritikan soal kinerja wartawan Kompas.Jadinya terkesan mencari ‘kambing hitam’ dari dunia Internet.
5. Blogger, Pemerintah, dan Roy Suryo
Posting dari blogger bernama Herman Saksonmo yang memasang foto modifikasi Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo, ditambah wajah Presiden SBY dan Roy Suryo, membuat Herman berurusan dengan aparat kepolisian karena dianggap menghina kepala negara. Padahal Presiden SBY sendiri menanggapi soal itu dengan tertawa.
Posting dari blogger bernama Herman Saksonmo yang memasang foto modifikasi Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo, ditambah wajah Presiden SBY dan Roy Suryo, membuat Herman berurusan dengan aparat kepolisian karena dianggap menghina kepala negara. Padahal Presiden SBY sendiri menanggapi soal itu dengan tertawa.
Tapi bagi kita, tahun 2005 ditandai juga dengan peristiwa kita sendiri, yaitu metamorfosa Perspektif Online menjadi (semacam) blog. Blog on
Tidak ada komentar:
Posting Komentar