Selasa, 31 Agustus 2010

Gw kaga ikut lebaran dah

Tau nggak, beberapa hari ini w lagi lemes banget. kenapa?
karena kaga punya duit buat lebaran, boro-boro buat beli baju lebaran, nemu semur juga belom tentu gw...
hahaha...
ade sih duit di dompet maenan ade gw yang cewe, tapi isinya duit maenan semua,,,
yah walaupun gitu gw tetep enjoy aja, dan menerima apa yang udah dikasih allah ta;ala buat gw.

cuman kemaren gw bilang ke bokap gw, "pa, bewa belom punya baju lebaran nie, baju koko buat solat id aja..."
bokap gw diem sejenak, trus ngomong "bapa juga kaga megang duit, udah dah kamu pake baju koko bapa aje, kan badan kamu gede pasti pas..."

nah loooo.....
gila ye bokap gw, masa gw disuruh make baju doi...

truzznya gw datengin nyokap gw: "mom bewa belom punya baju lebaran nie..."
kata nyokap gw. "ah lebaran masih lama, mama aja dua tahun beturut2 kaga beli baju.... minta sama bapa sono..."



walhasil gw bener2 stress dah puasa mah insa allah pull, tapi masa gw kaga ngerayain lebaran, kan gw puasanya pull. Sedangkan yang kaga puasa aja pada pamer2 dah...
ah payah dah...

Jenis Baru Dinosaurus di Cina

Para ilmuwan China telah mengidentifikasi dinosaurus jenis baru di sebuah kota pegunungan Provinsi Shandong timur, demikian laporan Xinhua-OANA.

Dinosaurus tersebut adalah jenis Ceratops yang tak pernah ditemukan sebelumnya, kata para pakar dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS), Sabtu (28/8/2010).

Fosil-fosil dinosaurus itu diangkat dari dalam tanah pada Januari 2008 di kota Zhucheng, tempat beberapa dinosaurus Cretaceous ditemukan sejak 1960-an, "Namun, identifikasinya baru saat ini," kata Xu Xing, periset kenamaan dinosaurus di China.

Xu, periset pada CAS Institute of Vertebrate Paleontology dan Paleonthropology itu menyebutnya sebagai "Sinoceratops Zhuchengensis".

"Tengkoraknya setidaknya panjang 180 cm dengan lebar 105 cm," kata Xu.

"Dinosaurus itu memiliki cula sepanjang 30 cm di bagian wajahnya dan sedikitnya 10 lekuk, cula-cula lebih kecil di atas kepalanya."

Ceratops (yang berarti muka bercula) besar adalah dinosaurus pemakan tanaman dari akhir periode Cretaceous yang berasal lebih dari 65 juta tahun yang lalu.

Ceratops yang paling terkenal adalah Triceratops, herbivora besar dengan berat lebih dari 10 ton.

Penemuan Zhuchengensis tersebut diduga akan menuliskan kembali teori-teori yang sekarang beredar mengenai transisi morfologi di kalangan dinosaurus, kata Xu.

"Hal ini mengaburkan perbedaan antara dua jenis Ceratops," katanya.

"Ini beruang yang menggambarkan Centrosaurus, sekelompok Ceratops, yang lebih kecil, tetapi ukurannya menyerupai Chasmosaurus, raksasa dari Ceratops."

Xu dan rekan-rekannya mengatakan, penemuan itu memberikan bukti yang mendukung hipotesis migrasi dinosaurus bertanduk dari Asia ke Amerika Utara.

Para ilmuwan China telah menemukan sedikitnya 10 spisies dinosaurus di kota Zhucheng dalam tiga putaran penggalian sejak tahun 1960-an, termasuk Tyrannosaurus dan Hadrosaurs.

Plastik OXIUM Ramah Lingkungan

Banyak orang beranggapan plastik adalah bahan non-organik yang berasal dari petroleum. Padahal, petroleum itu sendiri berasal dari plankton-plaknton yang kemudian menjadi minyak bumi dan akhirnya dijadikan bahan dasar plastik.

"Banyak orang menyalahkan plastik karena non-organik. Itu salah. Justru plastik itu organik. Hanya memang sulit terurai dia bisa diurai 500-1000 tahun lamanya. Ini yang jadi masalah kenapa plastik itu tidak ramah lingkungan bukan karena dia non organik," ujar Presiden Direktur PT Tirta Marta, Sugianto Tandio, Selasa (31/8/2010), saat jumpa pers di Grand Indonesia, Jakarta.
Lanjutnya, bahan plastik sering kali menjadi kambing hitam, karena dianggap merusak lingkungan. Akan tetapi, manusia sebenarnya tidak dapat memungkiri bahwa plastik masih menjadi bahan kemasan favorit. Hal ini karena plastik memiliki karakter berbiaya murah, berbobot ringan, praktis, dan tidak mudah pecah.
"Dengan demikian yang harus dilakukan saat ini adalah bukan memusuhi plastik, tapi mempercepat proses penguraian plastik, yang awalnya ribuan tahun jadi bisa lebih singkat," ujarnya kepada pers.
Oleh karena itu, melalui perusahannya, PT Mitra Tirta, Sugianto kemudian mengembangkan produk plastik yang ditambahkan Oxium. Oxium merupakan aditif yang dapat mempercepat terjadinya proses degradasi plastik dalam waktu 2 tahun melalui oksidasi, thermal, dan fotodegradasi.
"Dari mana Oxium ini terbentuk? Kalau itu saya tidak bisa beritahu yang jelas bahan baku Oxium ini berasal dari manusia, jadi bisa dipastikan aman," ungkap Sugianto.
Retailer di beberapa kota besar telah menggunakan Oxium sebagai shopping bag, seperti Carrefour, Indomaret, Alfamart, Superindo, Hero, Giant, Gramedia, Zara, Time Zone, Kemchicks, Guardian, dan Premium Factory Outlet.
"Ke depannya kita masih berusaha mendekati untuk penggunaan plastik produk kemasan," ujarnya.
Menurut Sugianto, upayanya ini memang merupakan langkah kecil dalam menyelamatkan lingkungan karena masih banyak penggunaan plastik lainnya yang masih belum dijangkau Oxium.
"Untuk sampah plastik retail modern mencapai 35.000 ton/hari. Coba bandingkan dengan total konsumsi plastik di Indonesia yang mencapai 3 juta ton/hari, jelas PR kita masih banyak," tandasnya.
Dengan inovasi yang dilakukan PT Tirta Marta ini, asosiasi pengelolaan sampah Indonesia atau InSWA pun memberikan sertifikasi Green Label pada produk plastik Oxium. "Dengan menggunakan plastik terurai, sampah plastik diharapkan tidak lagi menumpuk, menghambat saluran air, dan tanah dapat berfungsi kembali sebagai penyerap air hujan," Sugianto menjelaskan.

Cerdas Berwirausaha



Istilah Entrepreneur dipopulerkan oleh seorang ahli ekonomi Austria yang bernama Joseph Schumpeter (1883 – 1950). Menurut Schumpeter keseluruhan proses perbuahan ekonomi akhirnya tergantung pada pribadi perilakunya yaitu entrepreneur (wiraswastawan) Kewiraswastawan (entrepreneurship) pertama kali menyakut perubahan. Para wiraswastawan melihat perubahan sebagai norma dan sesuatu yang sehat. Biasanya mereka tidak menciptakan perubahan sendiri, karena mereka sendiri biasanya bukan penemu. Namun demikian, ini menentukan wiraswastawan dan kewiraswastaan. Entrepreneur selalu mencari perubahan, menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai suatu peluang. Setiap perubahan ditanggapinya secara kreatif dan inovatif.
Kewiraswastaan berbeda dengan manajemen. Kewiraswastaan merupakan penggabungan kekuatan untuk memulai perubahan dalam prosuksi sedangkan manajemen meliputi penggabungan untuk mem pro duksi. Oleh karena itu manajemen merujuk kepada koordinasi tanpa henti dari proses produksi yang dapat dilihat sebagai penggabungan tanpa henti dari proses produksi, yang dapat dilihat sebagai penggabungan terus menerus dari faktor–faktor produksi. Sedangkan kewiraswastaan merupakan gejala yang tidak sinambung, yang muncul untuk memulai perubahan-perubahan proses produksi dan kemudian hilang sampai muncul kembali untuk memulai perubahan lain lagi. Sedangkan informasi adalah data yang dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Informasi merupakan “Jantung persoalan karena membuka pintu sukses”’ kata Herb Cohen.
Smart berarti cerdas atau pintar atau bijak. Kong Hu Cu mengatakan “Jika Anda tidak pandai, maka Anda harus cerdas.” Definisi yang lebih luas smart enrteprenuer adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru serta kreatif dan inovatif dengan mengambil risiko dan ketidak pastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara meng indentifikasi peluang dan ancaman serta meng gabungkan dengan sumberdaya yang dimilikinya. Inti dari smart entrepreneur penggunakan otak kanan dan otak kiri secara optimal atau penggunaan intuisi dan informasi secara cerdas. Intuisi merupakan bisikan hati. Intuisi merupakan kemampuan mengetahui sesuatu tanpa difikirkan secara sadar.
Orang-orang yang termasuk smart enterpreneur adalah Bill Gates (Microsoft), Steve Jobs (Apple Macintosh), Walt Disney (Disney), Asa Candler (Coca-Cola), Henry Ford (Ford Motor), Seichiro Honda (Honda), Akio Morita (Sony), Konusuke Matsushita (Matsushita), Anita Roddick (The Body Shop), Sam Walton (Wal-Mart), Jerry Yang (Yahoo), Jeff Bezos (Amazon), Piere Omidyar (eBay) dan sebagainya. Sebagian besar enterpreneur top dunia sebagai entrepreneur yang smartentrepreneur . Mereka menggabungkan informasi dan intuisi untuk meraih kesuksesan bisnisnya. Bill Gates misalnya, ketika melihat peluang bahwa Apple dan IBM tidak mau memberi lisensi sistem operasinya kepada pembuat komputer, maka informasi ini oleh Bill Gates ditangkap dan dengan intuisinya, dia memutus kan untuk membuat sistem operasi dan memberikan lisensi untuk dapat dipakai oleh si pembuat komputer. Sistem operasi yang pertama dibuat oleh Bill Gates adalah Microsoft Disk Operating System (MS-DOS) yang akhirnya menguasai pasar 80 % dari seluruh sistem operasi yang dipakai saat itu. Kesusksesan Bill Gates pun berlanjut dengan munculnya Windows yang saat ini begitu sukses dan telah munculnya Windows yang baru yaitu Windows XP. Steve Jobs telah mendapatkan informasi bahwa di pasar ada kebutuhan komputer yang dipakai secara personal. Steve Jobs dengan intuisinya untuk membuat computer personal (PC) yang mudah dipakai oleh orang biasa. Produk yang pertama, yaitu Apple Macintosh. Steve Jobs, bersama rekannya rekannya Steve Wozniak membuat mesin pertamanya ini di sebuah garasi.
Henry Ford memanfaatkan informasi tentang sebagian besar penduduk Amreika berkeinginan mempunyai mobil, tetapi mereka tidak,mempunyai uang yang cukup untuk membelinya. Akhirnya Henry dengan intuisinya memproduksi mobil secara masal agar harga mobil tersebut terjangkau oleh masyarakat Amerika pada tahun 1903. Mobil pertama yang diabuat adalah mobil Model A. Setelah satu tahun, ia dapat menjual 600 mobil per bulan. Pada tahun 1908 sampai tahun 1927 telah terjual 15 juta mobil model T. Pada tahun 1919, Ford mengundurkan diri sebagai Presiden Direktur perusahaannya yang digantikan oleh putranya Edsel. Penjualan mobil tahunan memuncak menjadi 2.120.898 di tahun 1923 sekaligus Ford menguasai lebih ndari 57 pangsa pasar mobil di Amerika.
Lembaga Pendidikan Primagama menggunakan informasi dan intuisi ini untuk menjulangkan namanya. Berawal dari ide Pak Purdi, yang ketika itu menjadi Direktur mempunyai ide yang agak gila, Bimbingan Tes Program Jaminan Diterima. Kata Jaminan berbeda dengan Dijamin. Kalau Dijamin artinya pasti diterima di Perguruan Tinggi Negeri, tetapi kalau Jaminan berarti bergantung pada siswa dan Primagama. Primagama memberikan Jaminan, kalau tidak masuk Perguruan Tinggi Negeri tidak usah membayar, cukup uang administrasi Rp. 10.000,- tetapi kalau diterima di Perguruan Tinggi negeri siswa ,membayar sesuai dengan yang ia janjikan. Agar diterima di Perguruan Tinggi Negeri, siswa Primagama juga diminta untuk belajar keras dan diberi motivasi yang tinggi agar dapat mempunyai semangat belajar yang tinggi. Ide Pak Purdi tersebut merupakan intuisi. Kemudian saya yang ketika itu sebagai Manajer Riset dan Pengembangan Primagama menambahkan informasi yaitu menjadi siswa Primagama harus siswa-siswa yang pandai, caranya dengan dites ternyata siswa-siswaPrimagama waktu ituberasal dari SMA favorit di Yogyakarta, antara lainSMA 1, SMA 2, SMA 3 dan sebagainya. Kalau yang menjadi siswa Primagama berasal dari SMA – SMA favorit, maka tidak dibimbingpun kemungkinan besar dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri, apalagi dibimbing di Primagama. Ternyata memang benar cara berfikir Primagama, yang diterima di Perguruan Tinggi negeri lebih dari 90% , karena memang siswa-siswanya siswa pilihan. Kemudian siswa-siswanya yang diterima di Perguruan Tinggi negeri tersebut dipasang satu halaman di harian Kedaulatan Rakyat, sehingga masyarakat Yogya mengetahui adanya Bimbingan Tes Primagama. Itulah titik awal besarnya Lembaga Pendidikan Primagama. Keputusan tersebut merupakan keputusan dari entrepreneur yang cerdas yang menggabungkan intuisi dengan informasi. Hal ini dapat terjadi kalau kita bersikap mental positif.

Sifat-Sifat Seorang Pebisnis

Apa kau punya sifat inisiatif, kreatif, agresif, dan kompetitif? Apa pendapat mu tentang mengambil resiko? Adakah jiwa seorang pemimpin di dalam dirimu? Seberapa besar rasa percaya diri yang kau memiliki? Mampukah kau menjalani hidup dalam serba ketidakpastian?
Konon, untuk menjadi seorang pebisnis itu, modal yang harus disiapkan bukan hanya materi dan skill, melainkan juga mental. Yep, mental. Banyak orang yang bilang, untuk bisa bertahan dalam dunia yang penuh dengan serba ketidakpastian itu, seorang pebisnis membutuhkan persiapan mental yang cukup.
Kamu pasti sering mendengar dan melihat, begitu banyak usaha-usaha kecil yang akhirnya gulung tikar, tak lama setelah mereka menggelar tikar. Menyedihkan dan menakutkan bukan? Apa menurut mu penyebab utamanya hanya karena kurang modal dan skill? Atau ada yang lain? Persiapan mungkin?
Mungkin. Mungkin juga karena terlalu sibuk dan pusing mempersiapkan modal yang berupa materi dan skill, hingga lalai, mengabaikan, bahkan meremehkan urusan yang menyangkut persiapan yang berupa non-materi. Padahal konon, modal materi itu sangat susah didapat, apalagi yang non-materi. Butuh waktu dan usaha yang tidak sedikit.

Setelah membaca Cashflow Quadrant atau buku-buku yang sejenis, atau juga mendengar dan melihat orang-orang yang sukses dengan usahanya, biasanya akan segera timbul semangat yang berkobar di dalam dada, dan sangat ingin segera menjadi pebisnis untuk membuka dan menjalankan usaha sendiri.
Yep, menjadi bos dan bekerja untuk diri sendiri itu memang menawarkan lebih banyak kesenangan daripada menjadi bawahan dan bekerja untuk orang lain. Misalnya, kebebasan untuk mengatur jam kerja, beban kerja, penghasilan, jenis pekerjaan, hari libur, dan lain-lain.
Tapi yang sering tidak kita sadari, kesenangan-kesenangan itu sebenarnya malah bisa jadi bumerang yang siap memakan tuannya sendiri. Mungkin karena itulah, banyak orang yang menasehati agar kita lebih berhati-hati. Jangan cuma melihat enaknya saja. Tapi lihat juga beban yang harus dihadapi.
Nah, dalam rangka untuk berhati-hati itulah, mungkin kita perlu menilai diri dengan lebih jujur lagi. Mungkin dengan cara ini, kita jadi lebih tahu dan yakin, bahwa kita memang sudah punya mental yang cukup untuk menjadi seorang pebisnis dan memulai usaha sendiri.
Tapi, bagaimana caranya? Bagaimana caranya agar kita tahu apakah kita sudah punya mental yang cukup, untuk menjadi seorang pebisnis?
Pertanyaan-pertanyaan itu juga yang sering kami tanyakan pada diri kami sendiri. Yep, kami memang suka bertanya jawab dengan diri kami sendiri. Kami bahkan sering tertawa dan menertawakan diri kami sendiri. Entahlah, mungkin kami memang termasuk orang yang aneh.
Btw... dari hasil pencarian yang sempat kami lakukan, kami menemukan salah satu cara untuk mengetahui apa benar seseorang sudah punya mental seorang pengusaha. Yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
Tapi sebelum itu, kami mohon, jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan hati nurani yang suci dan bersih. Baik dari hadas kecil, maupun besar.
  1. Apakah kau termasuk orang yang suka memulai sesuatu?
Kami menyebutnya sebagai inisiatif. Kenapa inisiatif diperlukan?
Entahlah. Mungkin karena kebebasan itu tadi. Kalo ternyata kita terbiasa untuk di bujuk, dirayu, dipuji, disindir, diperintah, atau bahkan dipaksa dulu, baru mau melakukan sesuatu, mungkin sudah saatnya kita olang melubah sifat itu. Haiyaa... wisnis wana wisa waju, kalo tokenya kaga punya inisiatif, wetul?
  1. Apa pendapat mu tentang mengambil resiko?
Kami menyebutnya sebagai oportunis yang strategis. Kenapa?
Sebab menurut hemat kami, selain kemampuan dalam mengatur strategi, keberanian dan kesiapan untuk menanggung resiko, baik resiko yang sudah diperkirakan maupun yang tidak diperkirakan sebelumnya, akan ikut menentukan apakah strategi tersebut berhasil atau tidak.
  1. Apakah kau seorang pemimpin?
Kami menyebutnya berjiwa pemimpin.
Menurut sepengetahuan kami, seorang pengusaha akan selalu dituntut untuk mampu dan piawai dalam memimpin. Terutama untuk memimpin dirinya sendiri. Jika dirinya saja sudah tidak mampu dia pimpin untuk mengerjakan hal-hal yang perlu, bagaimana mungkin dia mampu memimpin bawahannya, betul?
  1. Maukah kau hidup dari penghasilan yang tak menentu?
Kami menyebutnya finansial IQ.
Jika penghasilan tetap tapi kecil lebih menenangkan daripada penghasilan besar tapi tak menentu, mungkin kita bisa mengatasinya dengan cara belajar bagaimana mengelola keuangan dengan baik. Belajar bagaimana mempersiapkan diri mengahadapi kesempitan disaat kelapangan (sedang lapang maksudnya, red)
  1. Mampukan kau memecat seseorang yang masih sangat membutuhkan pekerjaan dari mu?
Kami menyebutnya... ma'af kami tidak tahu harus menyebutnya apa.
Menurut hemat kami (kami memang suka berhemat), keputusan ini membutuhkan keberanian dan jiwa yang besar. Berani untuk dianggap kejam, sadis, egois, bengis, materialistis, tidak berperikemanusiaan dan berperasaan, mau enak dan menang sendiri, dan tuduhan-tuduhan serta kecaman-kecaman lainnya.
Memecat seseorang yang sebenarnya masih masih sangat membutuhkan pekerjaan bukanlah keputusan yang mudah. Terlebih jika orang itu ternyata teman bahkan saudara. Terutama bila sang pengusaha bermental lemah. Sebab mungkin akan menimbulkan keresahan dan rasa bersalah yang tak berkesudahan dalam dada.
  1. Maukah kau bekerja melibihi jam kerja pada umumnya?
Kami menyebutnya... workoverdosis (Ma'af, kami memang suka asal sebut.)
Tidak jarang kita melihat pengusaha-pengusaha yang sepertinya selalu kekurangan waktu. Mereka seperti selalu dikejar hantu. Sepertinya, hidup mereka tak bisa lepas dari bisnis. Hingga sepertinya tak punya waktu untuk melakukan hal-hal lain. Dan beberapa seperti lainnya. Mau? Kasidaaaah...
  1. Apakah kau punya rasa percaya diri?
Kami terpaksa ikut menyebutnya sebagai pede abis alias self-confident.
Konon, rasa percaya diri ini dibutuhkan agar sang calon pengusaha tadi yakin dengan setiap langkah yang diambilnya. Sebab konon, jika sang pemimpin saja tidak yakin dengan yang dilakukannya, maka mana mungkin anak buahnya akan yakin dengan masa depan yang bisa diberikan oleh pemimpinnya.
  1. Mampukah kau hidup dalam serba ketidakpastian?
Kami menyebutnya sebagai jiwa petualang.
Yep, sebab menurut hemat kami, dunia bisnis itu sangat mirip dengan dunia petualangan. Begitu banyak kesenangan, ketegangan, persahabatan, persaingan, permusuhan, ketidakpercayaan, kelicikan, menggunting dalam lipatan, dan hal-hal yang seru serta mendebarkan lainnya.
Tidak seperti para pekerja yang hampir pasti dan selalu dibayar atas hasil kerja kerasnya, tidak jarang kita melihat para pebisnis yang malah dapat hutang atas banting tulangnya. Kasian mereka.
  1. Apakah kau suka melakukan sesuatu dari awal hingga akhir?
Kami menyebutnya sebagai konsisten.
Kenapa sifat konsisten dibutuhkan? Menurut hemat kami, mungkin karena bisnis itu membutuhkan jangka waktu yang lebih panjang. Untuk bisa melihat hasil atau keuntungannya, tidak sedikit jenis bisnis yang membutuhkan jangka waktu yang sangat lama.
  1. Apakah kau termasuk orang yang kreatif?
Kami menyebutnya kemampuan untuk mencari dan menemukan hal-hal yang baru.
Beruntunglah bagi mereka yang telah mendapatkan warisan berupa sifat ini dari kedua orang tuanya. Bagaimana dengan mereka yang tidak? Menurut hemat kami, kreatif itu adalah sifat. Dan seperti sifat-sifat lainnya, berarti dia sudah ada pada diri setiap manusia. Dia selalu menunggu untuk dibangkitkan.
  1. Apakah kau orang yang kompetitif?
Kami menyebutnya sebagai sifat sportif.
Menurut hemat kami (masih ingat bahwa kami sangat suka berhemat?), saat ini hampir tidak ada satupun lahan bisnis yang tidak memiliki persaingan. Tapi, jika ternyata kamu masih ingin mencari lahan bisnis yang tak akan pernah ada saingannya, maka bersiaplah untuk menghabiskan umur mu hanya untuk mencarinya.
  1. Apakah kau punya kemauan dan disiplin diri yang kuat?
Kami tidak menyebutnya sebagai keras kepala, melainkan keteguhan dan keyakinan.
Konon, dalam dunia bisnis, tidak sedikit godaan dan cobaan yang akan dihadapi. Karena itu, selain rasa percaya diri, kemauan yang kuat serta kemampuan mendisiplinkan diri sendiri akan sangat dibutuhkan agar bisa tetap bertahan.
  1. Apakah kau seorang yang individualistik? Atau lebih menyukai status quo?
Kami menyebutnya sebagai berani tampil beda.
Bersiaplah untuk di cap sebagai penganggur, luntang-lantung, pemimpi, pecundang, atau bahkan orang aneh. Terutama jika bisnis yang kau jalankan masih terbilang baru, dan belum jelas hasilnya. Tidak sedikit pula orang yang beranggapan pebisnis itu lebih rendah derajatnya daripada pegawai atau profesional.
  1. Mampukah kau hidup tanpa struktur?
Kami berasumsi bahwa ini masih ada hubungannya dengan individualisme diatas. Tidak seperti pegawai, pekerja, atau profesional yang memiliki kedudukan dan struktur yang jelas dimasyarakat, seorang pebisnis harus mampu hidup terpisah diluar struktur.
  1. Apakah kau memiliki skill untuk berbisnis?
Kami serahkan jawaban ini kepada masing-masing pihak yang ikut terlibat.
  1. Apakah kau cukup flexible untuk mampu merubah arah saat benar-benar dibutuhkan?
Menurut kami, kemampuan ini dibutuhkan untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi. Contohnya saat dunia mengalami krisis ekonomi global seperti saat ini. Masih menurut kami, selalu mempersiapkan rencana cadangan, mungkin termasuk dalam sifat ini.
  1. Apakah kau memiliki pengalaman dalam bisnis yang akan kau terjuni?
Konon, dan bukan hanya menurut kami, pengalaman mengenai bisnis yang akan dilakoni, akan sangat membantu saat mulai menjalankannya sendiri. Pengalaman itu bisa di dapat dengan cara bekerja pada orang yang bergerak pada bisnis yang ingin dijalani.
  1. Apakah kau berkompetensi untuk melakukan bermacam pekerjaan yang berhubungan dengan bisnis mu? Misalnya urusan planning, organizing, accounting, marketing, customerizing, etc?
Menurut kami, kemampuan ini terutama dibutuhkan oleh mereka yang belum memiliki modal yang cukup untuk mempekerjakan orang lain. Sebagai pemain tunggal, pebisnis tersebut akan dituntut untuk memiliki semua skill yang dibutuhkan.
  1. Apakah kau benar-benar mau mencari, membujuk, merayu, dan mengejar calon konsumen?
Kami tidak menyebutnya sebagai tebal muka, dasa muka, cari muka, muka badak, muka tembok, muka dua, dan muka-muka lainnya. Kami lebih memilih untuk menyebutnya sebagai kegigihan. Kegigihan dalam meyakinkan calon konsumen.
  1. Seberapa besar kau mampu menghadapi tekanan?
Kami menyebutnya sebagai mental baja. Konon, dunia bisnis itu juga mirip dengan dunia artis. Sebab mereka punya motto yang mirip. Kalo artis punya motto "The Show Must Go On." Pebisnis punya motto, "The Business Must Go On."
Jadi begitulah. Baru inilah yang bisa kami persembahkan kepada mereka yang ingin tahu, apa benar dunia bisnis itu cocok dengan kepribadian dan keinginannya. Kami cuma bisa berharap, semoga tulisan ini bukan malah membuat mereka jadi lemah dan putus asa.

Ketentraman Jiwa Seorang Wirausahawan

Untuk mencapai jiwa yang tenteram bagi seorang Entrepreneur adalah dengan banyak mengingat Allah. Orang yang beriman kepada Allah, mencintai Allah, takut kepada Allah, terpaut dengan Allah, maka orang tersebut akan banyak mengingat Allah dalam hatinya. Baik mengingat Allah dengan lisan maupun anggota badannya. Hal itu didorong oleh rasa cinta, berharap, bersandar dan bergantung kepada Allah.  Mengingat Allah dengan lisan dengan bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, beristigfar dan berdoa. Mengingat Allah dengan anggota badannya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ibnu Abbas dalam menafsirkan mengingat Allah, yaitu : jangan lepas mengingat Allah, baik di waktu malam dan siang, di daratan atau di lautan, di saat bepergian atau di rumah, dalam keadaan kaya atau miskin, waktu badan sehat atau sakit dan dalam keadaan sunyi atau banyak orang.

Orang yang mengingat Allah, mendirikan shalat dan membayar zakat akan ditambah oleh Allah karunia dan rezkinya tanpa batas, seperti disebutkan dalam surat An Nuur ayat 37-38 : Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula (oleh) jual beli dari mengingat Allah dan (dari) mendirikan shalat dan (dari) membayar zakat. Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan itu) supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. Demikian pula dengan mengingat Allah akan menjadikan kita lebih baik. Dalam surat Al Jumu’ah ayat 9 : Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Demikian itu lebih baik bagimu jika mengetahui.
Orang yang mengingat Allah juga hatinya menjadi tenteram. Seperti dalam surat Ar Ra’du ayat 28 :..(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. Mengingat Allah ada permulaannya dan ada pula akhirnya. Permulaannya ketentraman dan kecintaan dan akhirnya ketentraman dan kecintaan yang dapat menjelma dan timbul dari orang yang mengingat Allah tersebut.
Demikian pula orang yang mengingat Allah, akan diingat oleh Allah, disebut oleh Allah dan bersama Allah. Jika Allah telah mengingat seorang hamba, maka hal itu merupakan bimbingan dan petunjuk untuk meraih awal kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan di akhirat. Dalam hadits qudsi, Rasulullah s.a.w. bersabda : Allah s.w.t. berfirman : Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, niscaya Aku juga akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu kaum, niscaya Aku juga akan mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik daripada mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, niscaya Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, niscaya Aku akan mendekatinya sedepa. Apabila dia datang kepada-Ku berjalan, niscaya Aku akan datang kepadanya berlari-lari kecil (Bukhari dan Muslim).
Sebaliknya dengan lupa mengingat Allah, kita akan termasuk orang yang rugi. Allah berfirman dalam surat Al Munaafiquun ayat 9 : Hai orang-orang yang beriman janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.